Arsenal Gagal Dekati Liverpool, Dihukum Penalti Arteta Murka

Pertandingan di Stadion Amex diawali dengan optimisme setelah Ethan Nwaneri, pemain muda Arsenal, mencetak gol cepat di menit ke-16. Gol ini menjadi yang kedua bagi pemain berusia 17 tahun tersebut di Liga Premier, menunjukkan potensinya sebagai talenta baru dari akademi Arsenal.

Namun, Arsenal gagal mempertahankan momentum. Brighton perlahan bangkit dan meningkatkan tekanan. Kesalahan terjadi di babak kedua saat William Saliba menjatuhkan João Pedro di kotak penalti. Tanpa ragu, wasit Anthony Taylor menunjuk titik putih, meski sempat menuai protes dari kubu Arsenal. Pedro sukses mengonversi penalti tersebut untuk menyamakan kedudukan.

Manajer Arsenal, Mikel Arteta, mengkritik keputusan tersebut. "Kami sangat kecewa dengan keputusan itu. Saya belum pernah melihat penalti seperti itu sebelumnya," ujar Arteta kepada BBC. Meski begitu, Arteta juga menyoroti kurangnya kualitas permainan timnya sepanjang pertandingan. "Kami tidak bermain sesuai standar. Banyak momen di mana kami gagal menciptakan peluang atau mempertahankan bola dengan baik," tambahnya.

Nwaneri yang tampil cemerlang harus digantikan oleh Gabriel Martinelli di babak kedua karena masalah otot. Arteta mengonfirmasi bahwa pergantian tersebut dilakukan untuk menghindari cedera serius pada pemain mudanya.

Hasil imbang ini memperpanjang catatan kurang maksimal Arsenal, yang sudah kehilangan poin dalam sembilan pertandingan musim ini. Dengan dua pertandingan lebih banyak dibandingkan Liverpool, peluang Arsenal untuk bersaing di puncak klasemen menjadi semakin berat.

Berikutnya, Arsenal akan menghadapi Newcastle United di semifinal Piala Carabao pada Selasa (7/1). Arteta berharap timnya dapat segera bangkit dan menunjukkan performa yang lebih baik.

Penampilan gemilang Ethan Nwaneri menjadi salah satu sisi positif bagi Arsenal. Ia kembali membuktikan kualitasnya sebagai pemain muda dengan potensi besar, meski cedera mengganggu penampilannya. Arsenal juga mampu menahan serangan balik Brighton di momen-momen akhir pertandingan, menghindarkan tim dari kekalahan.

Di sisi lain permainan Arsenal kali ini jauh dari mengesankan. Mereka kerap membuang peluang, bermain tanpa kreativitas, dan menunjukkan performa di bawah standar dalam situasi bola mati—area di mana biasanya mereka kuat. Absennya Bukayo Saka juga menjadi faktor yang memengaruhi efektivitas serangan Arsenal.

Dengan jadwal padat di depan mata, Arsenal harus segera memperbaiki performa jika ingin tetap bersaing di Liga Premier maupun turnamen lainnya.