ARTICLE AD BOX
“Sebagai salah satu mata rantai pasok penyediaan BBM di Indonesia, KPI akan terus memastikan kilang dapat beroperasi secara optimal sehingga produksi kilang juga terlaksana sesuai perencanaan,” kata Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen dalam keterangan di Jakarta, Jumat (20/12) seperti dilansir Antara.
Menyambut periode Nataru, kata Hermansyah, KPI telah mempersiapkan strategi dan langkah untuk memastikan produksi yang ditargetkan ke KPI dapat terpenuhi. “Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kami juga telah mempersiapkan diri. Pengaturan telah dilakukan baik dari sisi pengelolaan minyak mentah sebagai bahan bakunya, keandalan peralatan dan juga sumber daya manusianya serta memastikan produk yang dihasilkan dari kilang dapat tersalurkan ke titik serah di Pertamina Patra Niaga,” kata Hermansyah.
KPI, lanjut Hermansyah, telah memastikan ketersediaan bahan baku minyak mentah yang akan diolah selama periode Nataru. Saat ini, posisi ketahanan total stok minyak mentah di kilang Pertamina cukup aman, yaitu 17 hari dengan kapasitas pengolahan siap di atas 1 juta barel per hari.
Selain itu, kata dia, untuk memastikan kilang dapat beroperasi dengan baik, aspek keandalan menjadi hal yang sangat penting untuk dipertahankan.
“Kami terus berupaya menjaga keandalan kilang. Beberapa material pendukung yang sifatnya fast moving termasuk bahan kimia juga telah dikelola dengan baik dengan stok yang sangat aman,” tegas Hermansyah.
Guna mendukung aspek keandalan kilang tersebut, KPI juga memastikan sumber daya manusia di bidang operasional dan non-operasional bekerja dengan optimal. “Semua pekerja kilang kami pastikan fit to work, salah satu caranya dengan melakukan daily checkup rutin untuk memastikan setiap tenaga kerja yang akan bekerja dalam kondisi siap kerja,” kata Hermansyah.
Adapun KPI terus melanjutkan produksi produk BBM-Non BBM berkualitas dan ramah lingkungan. Pada periode Nataru di 14-31 Desember, KPI secara total akan memproduksi Gasoline sebanyak 7,53 juta barel, Gasoil 11,40 juta barel, Avtur 1,75 juta barel, dan Marine Fuel Oil Low Sulphur atau bahan bakar kapal ramah lingkungan sebanyak 1,23 juta barel.
Hermansyah juga menjelaskan bahwa memastikan ketersediaan BBM di periode Nataru merupakan salah satu bentuk sinergi Pertamina Group. “Masing-masing entitas memiliki peranan dan tanggung jawab masing-masing. KPI di sisi Kilang bertugas untuk memastikan kilang beroperasi menghasilkan produk-produk sesuai dengan rencana. Rekan-rekan di pemasaran selanjutnya bertugas memastikan produk BBM tersalurkan ke masyarakat sesuai kebutuhan dan peruntukannya,” kata Hermansyah.
Untuk memastikan semua itu berjalan dengan baik, KPI kata Hermansyah, juga akan mengaktifkan Satuan Tugas (Satgas) Nataru. Satgas ini tidak hanya berada di unit operasi, namun juga di kantor pusat KPI dan terintegrasi dengan Pertamina (Persero). “Satgas ini bertugas untuk mengkoordinasikan dan memastikan kilang dapat beroperasi sesuai target,” ujarnya.
Selama periode Nataru, biasanya digunakan sebagai waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, kata Hermansyah, masing-masing pekerja di KPI telah menyadari akan tanggung jawabnya. Hermansyah juga mengucapkan terima kasih atas dukungan para pemangku kepentingan untuk kelancaran operasional kilang.
“Tanpa dukungan para pemangku kepentingan, pasti kami akan mengalami kesulitan dalam menjalankan operasional kilang. Terima kasih atas dukungan yang diberikan semua pihak. Semoga kita dapat terus berkolaborasi dan bersinergi,” kata Hermansyah.
KPI merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance). KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.
KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata kelola perusahaan yang baik. 7 ant