ARTICLE AD BOX
“Ketika kita lebih sering makan karbohidrat, kurang protein maka pada saat pertumbuhan anak-anak jelas akan terjadi gangguan pertumbuhan karena ini menjadi kebiasaan dan menjadi pola makan, yang mempengaruhi juga pertumbuhan anaknya,” kata dokter spesialis gizi dr A Yasmin Syauki MSc, SpGK, dilansir dari antaranews, Kamis (21/11/2024).
Dokter lulusan Universitas Hasanuddin itu mengatakan edukasi dari Kementerian Kesehatan mengenai 10 pesan gizi seimbang harus terus diberikan pada masyarakat, salah satunya dengan mengonsumsi beragam protein hewani tidak hanya dari ayam, namun juga ikan. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, Yasmin mengatakan seharusnya lebih banyak pilihan ikan yang bisa dimasukkan dalam menu makan sehari-hari.
Ikan, kata Yasmin, selain protein, juga mengandung lemak yang lebih baik dari ayam. Gangguan pertumbuhan stunting sering kali terjadi karena kurang gizi, dan Yasmin melihat masih banyak masyarakat yang jarang memasak atau mengonsumsi protein dalam makanan sehari-hari.
Dia mengatakan masyarakat harus terus diedukasi untuk makan makanan seimbang yang ada kandungan karbohidrat dan protein serta lemak. Jika hanya salah satunya maka bisa terjadi kekurangan gizi yang berujung lahirnya anak yang stunting.
“Karena sebenarnya semua bahan makanan yang tersedia di alam ini itu masing-masing memiliki kandungan gizi yang bisa beda-beda, sehingga itulah yang sebenarnya kita cari dengan makan bervariasi dan seimbang, jadi semuanya dapat,” katanya.
Ajakan melalui berbagai media seperti iklan, spanduk atau selebaran tentang manfaat mengonsumsi ikan juga harus diperbanyak agar masyarakat semakin mendapatkan banyak informasi mengenai sumber protein hewani.
“Kita menjelaskan isi kandungan yang sangat bagus di ikan, selain mengandung protein ia juga mengandung lemak lebih bagus daripada ayam,” kata Yasmin.
Dokter spesialis gizi dari Universitas Indonesia dr Luciana Budiati Sutanto SpGK mengatakan ada zat gizi penting dalam ikan yang tidak ada di bahan makanan sumber protein lain, yakni DHA yang membuat pentingnya masyarakat mengonsumsi ikan.
“Ikan tidak kalah bergizinya dengan bahan makanan sumber protein lain, misalnya ayam, daging sapi, susu, telur. Bahkan ada zat gizi penting yang dimiliki ikan yaitu DHA, yang tidak ada di bahan makanan sumber protein lain,” katanya.
Luciana mengatakan banyak masyarakat yang kurang suka mengonsumsi ikan karena alasan alergi. Namun dia mengatakan ikan sangat aman dikonsumsi oleh anak-anak hingga lansia, dan pemahaman ikan membuat alergi hanya mitos.
Alergi bisa terjadi pada orang-orang tertentu, dan tidak hanya ikan, makanan sumber protein lainnya juga bisa menyebabkan alergi jika memiliki kondisi tubuh yang sensitif.
Pada anak-anak, Luciana mengatakan ikan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan termasuk perkembangan otak karena mengandung berbagai zat gizi yaitu yodium, protein, selenium, magnesium, seng besi, dan omega 3, berbagai vitamin mulai vitamin A, vitamin D, E, dan K, serta vitamin B12.
“Nutrisi-nutrisi ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan yang optimal, meningkatkan daya tahan tubuh, serta mendukung perkembangan kognitif, sehingga membantu mencegah stunting pada anak,” kata Luciana.
Dia mengatakan agar masyarakat mau mengonsumsi ikan, bisa dengan melakukan edukasi termasuk ke sekolah-sekolah tentang manfaat konsumsi ikan, dan juga mempromosikan berbagai resep kreatif dan mudah. Selain itu harga ikan lokal juga lebih murah yang seharusnya menjadi daya tarik masyarakat untuk mengonsumsi ikan.
Makan ikan juga harus disandingkan dengan pola gizi seimbang mengikuti prinsip Isi Piringku, yang setiap porsinya terdiri atas makanan pokok 35 persen, lauk sayur dan buah 25 persen serta protein hewani 30-35 persen. Selain ikan, dia juga menyarankan untuk makan sumber protein lain. 7 ant